cinta yang tak turut kering meski kemarau telah membuat kerontang segala.
cinta yang tak turut gugur meski musim dingin telah membekukan semua.
meski kereta musim telah menyinggahi beberapa stasiun
meski siang dan malam telah ribuan kali bertukar...
aku merasa
ada yang belum selesai.
ada yang belum selesai dan masih menggantung di awang-awang jauh.
aku mencintainya...
biarlah bahasa batu mengejanya diam-diam
biarlah bahasa airmata mengurainya diam-diam
biarlah semua berakar dalam kediaman
menjadi kebisuan pohon rindang yang selalu menunggu
dedaun luruh, beburung hinggap dan pergi
musafir singgah dan kemudian berjalan lalu
pohon tak bergeming dalam kebisuannya.
tetapi, aku mencintainya...
entah sampai kapan akan terus seperti itu.
seperti air mengalir dari hulunya,
tak tau kapan mata air itu kering...............................
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)