kupandang hidup ini dari sisi pandangku saja, aku melihanya gelap, pengap, panas, sempit dan kadang menakutkan. membuatku tidak bebas bergerak, tidak leluasa, kemana-mana selalu dibayangi perasaan gelisah dan takut. kucari sebab dari itu semua, kusibak tirai jendela hatiku, ku buka pintu dinding jiwaku. tahulah kini, mengapa aku begitu gelisah, mengapa aku sering tak tenang, meski aku tak pernah menceritakannya kepada siapun, sudah lama aku menutup jendela hati, sehingga matahari tidak bisa masuk untuk menerangi lorong-lorong jiwaku yang gelap, angin-angin tidak bisa memberi kesegaran di rongga relung jiwa, karena aku...menutup seluruh celahnya. mungkin juga secara tidak sengaja aku menguncinya.
sekarang tahulah kini aku, mengapa hati ini tidak lagi mudah tersentuh melihat pegnemis-pengemis di pinggir jalan, melihat saudara-saudaraku yang tidak punya rumah karena berbagai bencana, tidak punya makanan, pakaian dan juga uang. tahulah kini mengapa aku begitu mudah menunda-nunda untuk berbuat kebaikan, entah itu untuk orang lain entah untuk diriku sendiri.
ku susuri lorong perjalanan waktu hidupku, yang telah membawaku pada usia yang tak lagi muda. banyak yang hilang, banyak yang kudapatkan. aku pernah mengenal matahari, indah sekali. mewarnai ranting-ranting hari ku, menyinari kelopak-kelopak mayang kehidupanku, mensejajarkanku pada cinta yang tidak biasa.aku dikenalkannya pada es krim lembut bernama kesederhanaan, membuatku tak peduli dengan jaman yang semakin hari semakin tidak karuan. aku adalah aku...begitu aku selalu diajarkan oleh nya. ada lagi vanilla yang mengalir ke rongga-rongga jiwa disaat sepertiga malam, tenang dan menenangkan. membuatku terus ingin bersimpuh di sajadah lusuhku.
sekarang, mungkin sedang mendung, meredup. matahariku sering timbul tenggelam, eskrim itupun sudah meleleh, dan taburan kacang diatas sajadah ku sudah berkurang. aku....sedang menunggu matahari lain....
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)