saya pertama kali melihat Aa Gym di tv akhir tahun 2002 lalu, ketika ia sedang memberikan kultum menjelang berbuka puasa. yang menarik perhatian adalah namanya yang unik, gaya bertuturnya juga mengasyikkan, senyum mengembang dari bibirnya, dan yang pasti ia gampang sekali diingat karena ciri khasnya memakai sorban.
saya tidak tahu banyak tentang Aa Gym kecuali ia sebagai seorang dai kondang, pemimpin sebuah pondok pesantren terkenal di geger kalong sana, Darut Tauhid. sayapun tidak pernah membaca biografinya melainkan sangat sedikit, yang saya tahu ia punya seorang istri yang cantik dan sholehah yang bernama teh Ninih, punya anak tujuh orang dan tinggal di geger kalong juga.
saya sering melihat Aa tampil bersama Teteh setiap kali ada ceramah ataupun acara-acara lainnya, tampil mesra, akur dan kompak. sesekali ia mencandai istrinya dan meliriknya, teh Ninih pun tersipu. sebuah romantisme yang patut ditiru.
tapi, saya tidak tahu siapa sebenarnya Aa Gym itu lebih jauh selain seperti yang sudah saya tulis diatas. saya jarang mendengar ceramahnya, saya sedikit sekali membaca buku-bukunya, saya juga tidak pernah membeli produk-produk yang dikeluarkan oleh MQ, apalagi ke Darut Tauhid sana...saya tidak pernah sama sekalipun. dan memang tidak ada yang bisa saya tuliskan lebih detil tentang beliau.
namun, melihat beritanya ada dimana-mana, dalam milis, dalam surat kabar, dalam media-media, ia menjadi perbincangan dimana-mana, ada yang megnhujat, mencaci, mencerca,ada pula yang biasa-biasa saja, ada yang tidak peduli. saya menjadi tergelitik, iseng ingin menulis sedikit apa yang saya tahu, lebih tepatnya sok tahu.
kenapa ketika seorang Aa Gym melakukan poligami semua orang ribut? tidak menerima, menolak, protes dan mengecam beliau. seolah-olah beliau telah melakukan kesalahan besar yang tidak hanya memalukan dirinya sendiri tapi juga kelurga, bangsa dan negara, mungkin juga agama, sampai-sampai ada yang mengatakan inilah awal kehancuran seorang Abdullah Gymnastiar.
saya menulis ini bukan karena saya mendukung Aa, bukan pula membelanya, tapi bukan juga untuk menyalahkan beliau, saya cuma heran, ketika seorang anggota DPR Yahya Zaini jelas-jelas melakukan perbuatan amoral dengan Maria Eva sepertinya tanggapan masyarakat biasa-biasa saja, tidak ada protes, tidak ada kecaman, tidak ada sms sinis melainkan dari segelintir saja, padahal yang dilakukan oleh Yahya Zaini jelas-jelas mencemarkan nama Indonesia, dan juga agama karena perbuatannya yang tercela.
Aa tidaklah berbuat mesum, dia justru menikahi Teh Rini untuk menjaga dirinya dari hal-hal buruk yang tidak diinginkan. dia ingin mengikuti sunnah rasul, agama tidak mencela perbuatannya tetapi orang-orang justru menganggapnya seperti seorang penjahat.
ah, apa karena Aa seorang agamawan seharusnya ia lebih tahu bagaimana menyenangkan hati istrinya dengan tidak menduakan cintanya? apa karena selama ini ia selalu memberikan ceramah kepada bapak-bapak bagaimana menjadi suami yang baik dan bertanggung jawab, sementara ia memilih untuk memadu istrinya? yang katanya tiada duanya, yang sangat dia cintai, yang sangat dia kasihi. apa karena semua itu dia harus menerima hukuman dari da'wi-da'wi yang selama ini ia dakwahi???
begitulah menjadi orang terkenal dan menjadi orang besar, apalagi ia panutan bangsa, tentu tidaklah berlebihan kalau dikatakan seperti itu. siapa sih yang tidak kenal Aa Gym. seharusnya jauh sebelum itu terjadi Aa menyempatkan diri untuk berfikir, menyakiti hati teh Ninih berarti menyakiti seluruh kaum perempuan dinegara ini, menyakiti keluarganya berarti menyakiti semua hati objek dakwahnya yang terlanjur mengelu-elukannya, terlanjur menganggapnya holy man seperti yang dinobatkan oleh salah satu majalah ternama. ah, siapa sih Aa Gym itu?
lha istrinya saja rela lho...kenapa sih ?
BalasHapus