sekali ini aku aku benar-benar menangis, bukan sebuah kesia-siaan tapi karena aku benar-benar sedang cemburu. beginikah rasanya cemburu dengan perumpamaan yang tak serupa? beginikah rasanya kehilangan? beginikah rasanya memeluk salju?
bukan panas yang salah, tapi aku lah yang tidak bisa menjadi freezer yang berarti. aku benar-benar gemetar, melebihi geletar ketika aku merasa kesakitan. tapi tetap saja itu tidak bisa menjadikan yang cair kembali beku. tidak bisa mengembalikannya menjadi kristal-kristal air yang cantik dan mempesona. dan aku kehilangan "salju".
Peralihan Identitas
aku anak kecil yang telah membuatmu "pusing" kata mu semalam, aku mengerti dan aku sangat mengerti. semuanya hanya salah paham saja sebenarnya, aku memaknai lain dan kau memaknai lain. pun begitu mendengar kau memanggil namaku adalah sebuah keistimewaan, apalagi dengan sebutan-sebutan yang sering kau salah-salahkan, atau kau mulai terbiasa? dan aku menambahkan sebutan baru dibelangkan namamu, tapi kau termasuk kategori istimewa dalam catatan keseharian ku.
aku jujur, dan kau pun telah jujur, jujurku membuat ku sakit pun begitu juga kau. tapi sebelum semuanya menjalar jauh ku pikir pernyataan semalam adalah yang terbaik bukan? aku tak pernah merasa menang meski kau bilang akulah pemenang dalam hal rasa ini, aku juga tak menganggap mu kalah apalagi sampai kalah telak seperti yang kau kira. tak ada pemenang dan si kalah dalam urusan ini. aku bahkan sangat kaget ketika kau menyapaku dengan bahasa keseharian ku yang ku tahu itu sangat tak biasa bagi mu, aku merasakan kau pun hampir menangis dimalam tua itu tapi senyum mu selalu mengembang seperti kelopak melati yang tak pernah luruh. kakak... semuanya memang membingungkan ya???
Oase
aku sudah menemukan oase,
yang puisinya melekat dijari dan selalu kubawa kemana pun aku pergi
aku memeluk oase ditengan panas dan hujan
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)