aku cemburu dengan isyarat yang dia katakan, tetapi aku punya embun yang menyembuhkan ku. ku tatap matanya dalam-dalam, ada luka menggantung, hampir luruh seperti daun kering yang akan jatuh ke tanah. ku coba sentuh anak rambutnya, seperti bergetar karena otaknya yang mendidih. aku jadi serba salah, karena aku hanya teman dan orang jauh yang juga tidak mengenalnya dengan baik. aku burung kecil yang melihatnya dari dahan kecil yang meliuk karena angin siang. aku ingin berkicau lebih tapi aku tak bisa.
tadi pagi kubuatkan sedikit puisi dari kertas lusuh yang kutemukan dipinggir jalan, lalu kuselipkan dari lubang jendela didekat kamar tidurnya. ia tidur lelap sekali. dengan bekas air mata mengering dipipinya yang kering. aku tersenyum getir. setidaknya apa yang kurasakan tak sepelik dan serumit dia. dan aku masih bisa tersenyum dan terus terbang dengan sayap yang patah sebelah.
apakah berarti apa yang kusampaikan ini kawan? aku tak yakin sebab kita berasal dari padang rumput yang berbeda. kita sering mengayuh di lubuk yang tak sama pula.
pun begitu, kita tetap bersahabat...meski cuma saling melambai dari balik pulau yang jauh.....
tadi pagi kubuatkan sedikit puisi dari kertas lusuh yang kutemukan dipinggir jalan, lalu kuselipkan dari lubang jendela didekat kamar tidurnya. ia tidur lelap sekali. dengan bekas air mata mengering dipipinya yang kering. aku tersenyum getir. setidaknya apa yang kurasakan tak sepelik dan serumit dia. dan aku masih bisa tersenyum dan terus terbang dengan sayap yang patah sebelah.
apakah berarti apa yang kusampaikan ini kawan? aku tak yakin sebab kita berasal dari padang rumput yang berbeda. kita sering mengayuh di lubuk yang tak sama pula.
pun begitu, kita tetap bersahabat...meski cuma saling melambai dari balik pulau yang jauh.....
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)