aku yang saat itu sedang makan langsung berhenti, kugeserkan piring kesamping, lalu menyeruput lemon tea yang tinggal setengah lagi. aku tersenyum memandangi pasangan suami istri didepan ku. sekelabat bayang-bayang seperti menyergapku untuk tidak bisa berkata apa-apa, dan untuk beberapa saat aku hanya diam.
"aku belum fikirkan kesana, dan untuk saat ini itu bukanlah hal yang terlalu penting bagi ku" jawabku asal. entah bagaimana awalnya, lembaran-lembaran lusuh yang pernah aku lihat, dengan dan rasakan seperti terbuka satu persatu. bayangan kekejaman, kekurang ajaran, kebengisan dan rasa tidak percaya berlapis-lapis saling mendahului.
"andaikan punya anak bisa tanpa menikah....alangkah indahnya..." batin ku sambil terus berdialog dengan mereka. tapi untuk apa kalau punya anak hanya sekedar untuk membuktikan bahwa kita sehat dan bisa punya keturunan.
selanjutnya cerita mulai lancar kembali, berbagai kejadian demi kejadian yang pernah kita alami masing-masing mengalir dengan sendirinya.
"aku sebenarnya takut menikah...." kata ku pelan
entah itu wajar entah tidak, akhir-akhir ini hal-hal seperti itu memang sering terfikirkan oleh ku, banyak kejadian dan kenyataan yang mengajarkan ku untuk harus hati-hati. untuk harus bisa memilah dan memilih, mana yang baik dan mana yang tidak. pengalaman mengajarkan banyak hal, dan memberikan banyak hal yang berarti dan penting dalam hidup. meski semua itu dilakukan dengan cara yang salah.
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)