Mengapa Selalu Bulan??
mengapa selalu bulan, kata ku waktu itu, sabtu malam yang basah. mengalirkan air-air bening dari kelopak mata yang sembab. mengapa selalu bulan yang pertama kali ku pandang saat hati ini rindu? adakah bayang mu disana? adakah senyummu menggantung disana? adakah kehangatan mu kau titip kan disana? meski mata mengatup karena aliran air yang berat.
ku langkah kan kaki menuju ranjang kecil, ku bentangkan kembali catatan-catatan usang tentang kita. semuanya menceritakan tentang kemesraan dan sedikit air mata. air mata bahagia, kesedihan, dan juga air mata kemarahan.
bahwa malam itu, dengan kesadaran penuh, dengan susah payah ku katakan, bahwa semuanya harus berhenti sampai disini. waktu yang telah kusepakati dengan hati ku sendiri. waktu beberapa tahun silam, saat kita baru menanam benih dari pohon bernama cinta.
hanya berselang beberapa saat, bibir ini kembali tersenyum, menyenangkan hati bahwa tidak ada yang perlu ditangisi, waktunya telah tiba, semuanya sudah berakhir, hanya tinggal untaian tali tanpa warna gading saja sekarang.
tapi malam itu memang berbeda dengn malam-malam berikutnya, hati ini selalu bergetar setiap kali menyebut nama kecil mu, mata ini seperti dikomando untuk mengeluarkan air beningnya setiap kali membaca ulang cerita-cerita kita.
dan selanjutnya, engkau menjelma menjadi matahari dan bulan, matahari yang kembali memekarkan rindu ku, bulan yang selalu menemani ku berkisah ketika malam....
aku tak pernah berhenti merindui mu....
kekasih ku yang tak biasa...
mengapa selalu bulan, kata ku waktu itu, sabtu malam yang basah. mengalirkan air-air bening dari kelopak mata yang sembab. mengapa selalu bulan yang pertama kali ku pandang saat hati ini rindu? adakah bayang mu disana? adakah senyummu menggantung disana? adakah kehangatan mu kau titip kan disana? meski mata mengatup karena aliran air yang berat.
ku langkah kan kaki menuju ranjang kecil, ku bentangkan kembali catatan-catatan usang tentang kita. semuanya menceritakan tentang kemesraan dan sedikit air mata. air mata bahagia, kesedihan, dan juga air mata kemarahan.
bahwa malam itu, dengan kesadaran penuh, dengan susah payah ku katakan, bahwa semuanya harus berhenti sampai disini. waktu yang telah kusepakati dengan hati ku sendiri. waktu beberapa tahun silam, saat kita baru menanam benih dari pohon bernama cinta.
hanya berselang beberapa saat, bibir ini kembali tersenyum, menyenangkan hati bahwa tidak ada yang perlu ditangisi, waktunya telah tiba, semuanya sudah berakhir, hanya tinggal untaian tali tanpa warna gading saja sekarang.
tapi malam itu memang berbeda dengn malam-malam berikutnya, hati ini selalu bergetar setiap kali menyebut nama kecil mu, mata ini seperti dikomando untuk mengeluarkan air beningnya setiap kali membaca ulang cerita-cerita kita.
dan selanjutnya, engkau menjelma menjadi matahari dan bulan, matahari yang kembali memekarkan rindu ku, bulan yang selalu menemani ku berkisah ketika malam....
aku tak pernah berhenti merindui mu....
kekasih ku yang tak biasa...
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)