mungkin karena kebetulan dengan bulan aku dilahirkan
tapi pertemuan demi pertemua, apakah itu kebetulan? atau memang garis takdir?
mei...awal dari semua cinta yang dimulai dengan cara paling sederhana
lalu dijalani dengan cara tak biasa
lalu....nikmati semua itu hingga terasa begitu sempurna, begitu bisik hati ku pada hari-hari dibulan mei bertahun-tahun yang lalu.
mei ditahun ini basah dengan air mata, tahun lalu basah dengan air mata, tahun sebelumnya juga air mata membasahi mei. air mata...bukan semata-mata simbol kehilangan dan ketakutan, bukan monopoli dari ketidak berdayaan melawan sesuatu, senang, bahagia, haru....lebih terasa nikmat dengan keterwakilan air mata. lalu cengengkah orang yang mempunyai banyak air mata? yang membasahi mei dengan catatan lusuh diselembar kertas usang lalu dihantarkannya kepasir yang luas tak terbentang.
atau pada secarik kain tua yang berfungsi menjadi tangan yang ia kirimkan lewat tengah malam bersama angin yang kencang membeliung. membuat ku terputar-putar dan berpusar pada rindu yang teramat sangat. tapi waktu ini, tapi diri ini, tak boleh berakhir dengan semua ketidak biasaan itu.
mei yang basah...berpelangi dimalam jula, menelikung pusaran mimpi untuk bertemu dan mendengarkan detak jantungnya yang berirama. persis seperti alunan angin yang menepuk-nepuk pohon dibibir pantai. lembut dan berdesau, membuatku tak pernah berhenti untuk memeluk mu dengan cinta.
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)