Mak Nek tambah manyun dikatakan oleh suaminya begitu, tak mau kalah ia pun menjawab.
"itu pepatah lama, sudah ot of det," sejak beberapa orang asing sering bertandang kerumahnya ia mulai keranjingan memakai bahasa mereka, kadang entah apa yang dikatakannya, maklum, Mak Nek agak peutimang orangnya. dan ia tak malu walaupun yang dia ucapkan kadang salah tempat. " banyak kelapa yang krang, tidak ada santan apalagi minyak, dagingnya tipis, yang besar cuma bruek nya saja." ucap Mak Nek.
Yah Nek melongo mendengar jawaban istrinya, seketika ia berfikir dan membenarkan omongan istrinya. ia mengangguk-ngangguk. "tumben kamu cerdas kali ini," ledeknya. tapi sayangnya Mak Nek tak mengerti maksud suaminya, maklum, ia menjawab begitu hanya karena kesal dengan tudingan suaminya yang seperti meremehkannya. Mak Nek cuma melongo dengan alis berkerut menatap suaminya yang tengah menyeruput kopi buatannya.
"betul yang kamu bilang, banyak contohnya."
"Maksud abang apa? saya belum mengerti."
"banyak orang yang umurnya sudah tua, tapi sama sekali tidak bermanfaat bagi orang lain, hanya jadi pelengkap penderita orang lain saja." tukas Yah Nek, Mak Nek manggut-manggut saja mendengarkan penjelasan suaminya.
"Seperti kita masak kuah pliek dengan kelapa yang krang tadi... sudah pakai kelapa banyak tapi tidak terasa leumak nya."
"ya...ya...." Mak Nek mulai conect rupanya.
"kayak banyak orang ditempat si Nyak Agam bekerja kan Bang? mereka itu tadinya diharapkan bisa meuleumakkan masyarakat korban tsunami, tapi malah jadi tabeu dan greu. kasihan mereka...."
"itulah....makanya jangan sering-sering kamu bela si Nyak Agam... dia itu sudah krang sekarang, sudah bercampur dengan orang-orang yang besar batok kepalanya, tetapi tidak ada isi apa-apa."
kali ini Mak Nek tidak menjawab apa-apa.
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)