Tidak Jadi Yang Jadi
14 panggilan tidak terjawab! 5 dari ibunda tercinta, 5 dari sepupu tersayang dan 4 lagi dari teman wartawan, bukan sengaja tidak diangkat tetapi memang tidak terdengar karena letak benda kecil itu jauh dengan saya, ketika itu saya sedang memberi pengarahan kepada cet berecet alias anak-anak yang akan mengikuti lomba mewarnai dan menggambar, sementara hand phone saya ada diteras, dimeja komputer sedang di charge.
sekolah SD N 2 Jantho, hari Minggu, 3 Juni 2007 terlihat begitu ramai, bukan hanya peserta lomba saja yang hadir tetapi juga para orang tua dan guru yang akan mendampingi anak didik mereka untuk berlomba. selain mewarnai dan menggambar juga ada lomba model cilik yang diikuti dari beberapa sekolah yang tergabung dalam gugus se kota Jantho, Aceh Besar.
paragraf kedua diatas hanya sebagai informasi tambahan saja, sebagai penutur awal mengapa sampai begitu banyak panggilan tidak terjawab hanya dalam waktu 5 menit yang tidak saya angkat. sebelum-sebelumnya orang tua saya terutama ayah hampir setiap malam menelfon, hanya untuk memastikan apakah saya datang atau tidak pada acara akad nikah bibi saya. saking parahnya beliau malah menitipkan sedikit 'ancaman' bahwa jatah uang bulanan harus diambil ke Sigli, agar saya tetap pulang. hehehe....ayah ayah..., sejauh ini beliau belum tahu kalau anaknya telah berubah menjadi anak yang 'sok' sibuk dengan aktivitas yang dalam tanda kutip tidak diinginkannya.
yah, beberapa waktu yang lalu ayah dan ibu memang sempat komplain dengan jenis pekerjaan yang saya sukai, sebagai perempuan alangkah sangat manisnya bila saya bekerja sebagai 'buruh' kantor dan sejenisnya, begitulah nasehat ibu waktu itu. tapi sayangnya jiwa dan karakter saya tidak sesuai untuk jenis pekerjaan yang seperti itu, apapun bentuknya, maka mulailah saya bergerilya mencari celah untuk tetap bisa mengembangkan bakat dan hobby menulis saya. saya hanya ingin menjadi wartawan, tidak lebih, pekerjaan ini terasa lebih menantang dan memberikan saya banyak pengalaman dari pada saya duduk seharian diruangan tertutup dan akan mematikan kreatifitas saya, jelasku pada ibu sore minggu, 3 juni kemarin dirumah nenek.
entah apa yang menjadi titik poin dalam cerita ini, saya sendiri bingung mau menjelaskannya bagaimana , hanya saja untuk mengawali cerita dibulan Juni ini biarlah tulisan koplo ini ditulis dengan sangat apa adanya, jujur saja, hampir dua tahun mempunyai blog ini rasanya belum pernah sekalipun saya menuliskan tentang diri pribadi saya secara gamblang, sebagian besar isi blog ini adalah menggambarkan saya secara utuh, tetapi karena tidak ingin terkesan begitu vulgar maka dikemaslah dengan bahasa yang agak nyastra, sastra yang amburadul, hanya orang-orang tertentu saja yang tahu kemana arah dan tujuan si penulis.
sebagian besar isi cerita ini terinspirasi dan didedikasikan kepada seseorang, yang 'sudah' mengenalkan cinta dengan cara yang tidak biasa kepada ku, tidak perlu aku sebutkan namanya siapa, sebab setiap orang mempunyai ruang privasi sendiri, ada yang bisa dikatakan ada yang tidak perlu disebutkan, begitu juga dengan namanya. bukan hanya itu saja, apa yang sudah saya peroleh sekarang -selain karena minat dan bakat- juga punya peran besarnya, puluhan puisi dan cerita pendek, sebagian besar terinspirasi dari 'pertemanan' kami, bahkan yang terakhir, naskah novel "meretas jalan Menuju Jingga" telah ku selesaikan dalam waktu yang singkat, disela-sela kesibukan dan keletihan, (lain kali disambung lagi, mau ke Solong dulu, sudah dijemput temen)