Dan bibir, menarik segaris senyuman untuk menterjemahkan pergumulan rasa. Kita hanya butuh diam. Sebab keadaan bernama pertemuan tidak membutuhkan celoteh riang. Karena kata hanya dibutuhkan ketika jasad sedang berjeda. Bahasa tubuh kita tidak memerlukan rayuan seperti yang selalu dikirimkan langit kepada alam. Karena jiwa kita mempunyai bahasa sendiri untuk saling mengerti. Semuanya dalam diam!
Kesakralan tercipta dalam diam. Seperti prosesi ijab qalbu yang telah kuikrarkan sejak bertahun-tahun silam. Saat aku melamar hatimu untuk hidupku. Sebelum rahim namamu melahirkan geletar yang terus tumbuh dan hidup. Dan ia berubah menjadi pijar serupa lentera. Dengan itulah aku melihat masa depanku. Dengan lentera yang lahir dari rahim namamu.
Dan bukanlah sesuatu yang berlebihan bila aku mengatakan: aku bangga menjadi seseorang yang berarti di hatimu.
Ihan Sunrise
__________________
Senin, 28.06.2010, 11.38 pm
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)