Aku hanya ingin melihat lautan, sekedar untuk memastikan bahwa kecipaknya masih sama seperti kemarin, bau asinnya, dan derasnya angin yang menerbangkan debu-debu. dan juga engkau.
Setelah hujan sore ini, dan setelah lepas dari kebingungan menjelang petang, aku menyusuri jalan-jalan harum bekas hujan tadi, meninggalkan kalian yang heran mengapa aku tak menjawab sepotong tanyapun tentang kemana aku akan pergi. bukankah aku selalu begitu, memberi jawaban ketika kalian sedang tak berfikir apapun tentang aku.
Gemuruh laut, adalah rahasia diri yang kenikmatannya akan hilang ketika aku berbagi, maka biarkan aku menikmatinya sendiri, serupa aku mencintai dia yang selalu berdebar seperti ombak yang menindih pasang.
Melalui angin lelaut sore aku kembali merasakan sentuhannya yang sekali-kali, kabut-kabut putih yang menyembul di balik laut seberang sana, sepertinya matanya yang selalu bersih dan menenangkan.
Maka biarkan aku merasakan laut sore ini dengan caraku sendiri. Karena engkau telah menjadi apa saja.
Setelah hujan sore ini, dan setelah lepas dari kebingungan menjelang petang, aku menyusuri jalan-jalan harum bekas hujan tadi, meninggalkan kalian yang heran mengapa aku tak menjawab sepotong tanyapun tentang kemana aku akan pergi. bukankah aku selalu begitu, memberi jawaban ketika kalian sedang tak berfikir apapun tentang aku.
Gemuruh laut, adalah rahasia diri yang kenikmatannya akan hilang ketika aku berbagi, maka biarkan aku menikmatinya sendiri, serupa aku mencintai dia yang selalu berdebar seperti ombak yang menindih pasang.
Melalui angin lelaut sore aku kembali merasakan sentuhannya yang sekali-kali, kabut-kabut putih yang menyembul di balik laut seberang sana, sepertinya matanya yang selalu bersih dan menenangkan.
Maka biarkan aku merasakan laut sore ini dengan caraku sendiri. Karena engkau telah menjadi apa saja.
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)