(Didedikasikan kepada eS eM)
Kau kah itu
Kau kah itu?
Yang tiba-tiba hadir dan membuatku terbangun
Dengan kantuk yang berat dan ruh yang belum sempurna menyatu
Aku hanya ingin mendengar suaramu ketika itu
Setelah itu aku tidak tahu apa yang terjadi
Karena gigil seringkali mendahului
Mengapa gugup ini tak kunjung sembuh setiap kali dihadapkan denganmu
Padahal, aku tahu kau tak benar-benar datang sebagai dirimu sendiri
Kau kah itu,
Yang selalu hadir di mimpi-mimpi pagiku?
Seorang lelaki dan gitarnya
Suara itu,
seperti lembut yang merayapi sepi,
seperti hangat yang dihinggapi cahaya,
seperti dingin yang dilelehi air,
seperti pesona yang terbuai oleh semesta,
suara itu melahirkan permintaan; agar kau terus membuatku memabukimu,
karena memabukimu adalah lena paling nikmat yang tak ingin kusudahi
suara itu,
adalah petikan lembut dari rahim rindu
leguh-leguh nikmat senar yang bertemu jemarimu
suara itu,
adalah yang menembus lorong-lorong telingaku
langkah kaki
serupa detak jantungku
berdegub saling bersahutan
pertanda bahwa kehidupan masih berlangsung saat itu
menembusi malam
melintasi sepi yang senyap tanpa basa basi
hanya desah nafas yang sesekali terdengar begitu berat
lelah itu, telah menjadi salut kehidupanmu
dan kau seperti mabuk di dalamnya
mengurungnya dalam terowongan hatimu
masih serupa detak jantungku
kali ini dengan kemistisan yang seharum misteri
aku masih menunggu
untuk mendengar derap-derap langkah kakimu menembusi malam
kau di mana
aku kehilanganmu hari ini
aku kehilangan matamu
untuk membaca puisi-puisiku
aku kehilangan telingamu
untuk mendengarkan keluh rinduku
aku kehilanganmu
sama seperti aku kehilangan imajinasiku
Punie, After Infonite
24 may 2011
(*) telah dimuat di Koran Harian Aceh, edisi Ahad, 05 Juni 2011
Aku pikir ini telah jadi abu saja.
BalasHapusitu puisinya bersambung ato beda-beda kak
BalasHapusbisa bersambung bisa beda-beda (berdiri sendiri) Khaira :-)
Hapusgemana carny follow
BalasHapuskak Iya, tinggal klik di 'join this site' :-)
Hapus