Ihan Sunrise |
Ini DOM jilid dua bagi engkau
Tubuhmu terbungkus fajar yang pengap oleh asap
Termegap-megap dalam lidah api yang menjilat-jilat
Serupa lidah ular yang mengeluarkan desis nestapa
Engkau pasrah dalam ketidak berdayaan
Satu persatu tungkaimu lunglai
Nyaris terkapar dalam jiwa yang telah tercabik hormat
Kau meleguh, melolong dalam gulita
Meronta-ronta merenungi nasib
Tetapi tidak seorangpun peduli pada air matamu
Jeritmu kalah oleh titik-titik api yang jalang
Paraumu tersendat-sendat di antara kemarau
Dan, kau simpuh pada lara yang panjang
Banda Aceh, 11 Agustus 2011
(*) puisi ini telah dimuat di koran Harian Aceh, edisi Ahad
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)