bahkan aku telah sakit saat aku masih bersamamu, aku sakit setiap kali engkau menanyakan pertanyaan yang sama; kapan aku bisa melihat wujud cinta kita, han?
aku sakit setiap kali harus menjawab dengan jawaban yang sama; bersabarlah cinta, aku sedang membetulkan letak wujud cinta kita yang sungsang.
aku sakit, karena ketika cinta kita menemui wujudnya maka kitalah yang tidak dapat menyaksikannya bersamaan.
aku sakit karena harus kembali belajar berhitung, menghitung mundur kebersamaan kita dan itu hanya tinggal sepenggal nafas.
cinta, pergilah, sejauh-jauhnya, karena aku akan menyusulmu dengan pasir di tanganku.
terbanglah, setinggi-tingginya, karena aku akan mengejarmu dengan tangga kata yang mampu menembusi sekat-sekat langit.
pergi, pergilah cinta, bukankah engkau telah menjelma sebagai waktu yang akan mengawalku hingga kelak?
pergi, pergilah cinta, bukankah engkau telah yakin bahwa aku mencintaimu, dan aku telah yakin bahwa engkau mencintaiku.
pergi, pergilah cinta, untuk takdir kita yang semestinya.
11 Oktober 2011 jam 1:34
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)