Sesungguhnya di jendela hatiku memiliki penutup serupa kain yang terjurai menyentuh tanah, ketika angin bertiup semilir kain itu bergoyang perlahan mengikuti ritme yang indah.
Di balik kain yang menjuntai indah itulah engkau tersembunyi, dari katup-katup mata di luar sana yang sering menyimpan rasa penasarannya. Mereka bertanya-tanya akan sosokmu, bagaimana rupamu, bagaimana suaramu, dan apa makna dari balik inisial namamu.
Kukatakan, bahwa rahasia tentangmu hanya setipis kain yang menjuntai itu, bahwa engkau adalah sosok yang tak terlalu asing bagi mereka, suaramu sering hinggap di pucuk-pucuk pohon, dan gelagatmu sering muncul bersama angin yang bertiup setelah hujan.Hanya saja, mencintaimu dengan cara itu mampu memberikan nikmat lebih, seperti nikmat para pecinta batu dalam mengasah batu-batu temuan mereka hingga membentuk suatu sketsa atau warna.
Yah, dari balik kain penutup itu biarkan mereka menebak-nebak tentang engkau.
12 Maret 2012 pukul 18:56