ilustrasi |
Di dinding langit aku mencari sketsa wajahmu, di antara baluran mendung dan kerlip bintang yang hanya satu-satu, di sudut kota itu kau pernah menceritakan tentang purnama kepadaku.
Dan, seolah-olah pendarnya kurasakan malam itu meski aku tahu bahwa bulan sabit pun tidak, bau rumput itu Cinta sungguh semerbak, seperti serbuan wangi tubuhmu ketika kurapatkan hidungku ke dahimu. Seolah sama hinggapnya seperti ketika kau labuhkan bekas ciumanmu ditubuhku.
Entahlah, dalam senyap malam yang menggigil ada sesuatu yang tertinggal di sana, semacam air mata yang jatuh melebur dalam udara kota pantai yang panas, namun membuat beku.
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)