Sejak
tanggal 21 Maret 2012 kemarin pameran taman bunga Keukenhof kembali digelar di Belanda, awalnya tidak ada
yang istimewa dari perhelatan akbar di negeri kincir angin tersebut. Namun
tiba-tiba saya terkenang pada seorang sahabat maya saya yang sudah kehilangan
kontak.
Namanya
Joseph. Saya biasa memanggil beliau dengan sebutan pak Josh, kami berkenalan
melalui program Yahoo! Messenger sekitar tahun 2005 silam, dan menjalin
persahabatan yang cukup asyik dan menyenangkan.
Pak
Josh adalah seorang Belanda yang punya darah Indonesia, ayahnya dulu adalah
seorang ‘penjajah’ yang menikahi gadis Maluku, pak Josh pernah beberapa kali ke
Maluku, dan ia mengerti bahasa Indonesia. Selama pertemanan kami interaksi yang
kami lakukan melalui percakapan bahasa Indonesia.
Saya
tidak tahu pasti berapa usia orang tua itu, yang jelas ia sudah tua dan hidup
sendiri di rumahnya yang tidak terlalu besar, sehari-hari, berdasarkan
ceritanya ia suka minum bir dan makan sate kambing, megenai kebiasaan ini saya
pernah memberitahunya bahwa itu tidak terlalu baik untuk kesehatannya. Tapi dia
juga punya alasan yang menurutnya tepat.
Di
usianya yang tua kehidupan Pak Josh tidak seperti orang tua lainnya, ia gemar
bersepeda, ia selalu bersemangat dan ceria, ia suka menceritakan tentang
pengalamannya bersepeda kepada saya, ia menceritakan tentang lekuk-lekuk kota
Amsterdam yang menurutnya sangat indah.
Kota
yang rapi, bersih dan mempesona, ia juga rajin mengirimkan foto-foto hasil
jepretannya, ia mengirim foto pelabuhan Nijmegen kepada saya, foto tersebut
diambil dari atas jembatan yang tidak jauh dengan rumahnya, ia mengirimkan
foto-foto Tram, kereta api bawah tanah yang beroperasi di Belandan.
Bukan
hanya itu lelaki tua itu mengirimkan saya foto bunga-bunga tulip yang cantik
dan menawan, foto-foto yang ia ambil ketika ia melihat pameran bunga Keukenhof, beberapa ada yang berasal dari pekarangan rumahnya sendiri, kadang
ia juga mengirimkan foto-foto taman kota yang indah bila ia sedang bepergian ke
Jerman atau Perancis.
“Eropa
itu kecil Ihan, jarak dari satu Negara ke Negara lain sangat dekat,” katanya
suatu hari sambil menjelaskan foto-foto yang ia ambil dengan kamera poketnya.
Ia
juga rajin mengirimkan saya instrument music yang bagus-bagus, katanya
instrument music itu bagus untuk rileksasi.
Pak
Josh teman yang menyenangkan, meski kami berbeda usia tetapi ia dapat
menyesuaikan diri dengan baik, ia bisa menjadi sahabat saya. Lebih dari itu ia
bisa menjadi sumber inspirasi saya untuk menulis. Ia juga pernah mengajarkan
saya beberapa kosa kata belanda, tapi saya sudah lupa.
Ia
pernah bercerita tentang suatu taman di Amsterdam, taman yang dihuni oleh
banyak merpati dan selalu ramai dikunjungi orang, cerita-cerita pak Josh
melahirkan beberapa cerpen berlatar belakang Belanda, setelah selesai saya
kirimkan untuk dia, katanya “Kamu seperti sudah berada di Belanda, Ihan.”
Saya
tidak ingat pasti kapan terakhir berkomunikasi dengan beliau, beberapa tahun
belakangan ini kami tidak pernah berkomunikasi lagi, beberapa kali saya menyapa
akun Yahoo! Messengernya tetapi tidak ada jawaban.
Dan
beberapa waktu terakhir ini saya selalu mendapati akunnya offline, festival
bunga keukenhof mengingatkan saya pada beliau, semoga engkau baik-baik saja.
0 komentar:
Terimakasih sudah berkunjung. Salam blogger :-)