ilustrasi |
Selama puasa boleh dibilang tidak ada ritme pekerjaan yang berubah. Seperti biasa aku tetap sudah berada di kantor pukul delapan pagi. Hanya saja pulang sorenya lebih awal, sekitar pukul lima atau setengah enam sore. Beban kerja juga seperti biasa, tapi karena aku menyukai pekerjaanku semua itu ya mengalir saja, sejauh ini aku sangat menikmatinya.
Ngomong-ngomong soal kerja di bulan puasa, aku sendiri merasa takjub. Soalnya aku nggak merasakan dampak berpuasa seperti yang banyak dikeluhkan orang. Aku tidak merasa kecapean atau kelaparan atau kehausan seperti layaknya orang berpuasa. Bisa jadi ini karena aku selalu menjaga sahur dan asupan air yang cukup di malam hari. Padahal aku sedang tidak mengonsumsi suplemen apapun. Tapi di sisi lain aku melihat bahwa ini berkah yang begitu besar dari Allah. Jika kita melakukannya dengan ikhlas maka kemudahan itu akan datang dengan sendirinya.
Bahkan saat tengah hari pun aku tak pernah merasa ngantuk. Padahal di hari-hari biasanya, setiap selesai makan siang mata ini pasti bawaannya ngantuk melulu. Ingin tidur, ingin istirahat, ingin ini ingin itu... yang ujung-ujungnya badan merasa capek sendiri. Benar seperti yang dijelaskan di artkel-artikel kesehatan, bahwa berpuasa bisa berdampak pada kesehatan.
Aku sendiri merasa badan lebih ringan, mungkin karena pola makan teratur dan makanan yang dikonsumsi juga tidak sembarangan, efeknya tubuh jadi lebih segar dan bugar. Tidak seperti biasanya, badan seperti terasa berat dan kadang-kadang merasa begah. Padahal jadwal istirahat selama berpuasa boleh dibilang berkurang.
Biasanya aku baru tidur menjelang pukul dua belas malam. Hanya tidur beberapa jam kemudian bangun lagi pukul empat pagi untuk menyiapkan sahur, setelah itu dilanjutkan dengan beres-beres rumah. Setelah salat subuh tidur sebentar kemudian berkemas untuk berangkat bekerja. Malamnya juga seperti itu, setelah salat tarawih memastikan rumah sudah beres, dan lanjut baca-baca buku atau menulis sampai akhirnya tidur.
Satu lagi, aku juga merasa lebih "enteng" pikirannya karena tidak menumpuk emosi negatif di pikiran. Selama berpuasa aku memang terus mencoba untuk bersikap easy going, di kerjaan misalnya, sebisa mungkin mengurangi rasa kesal yang berdampak tidak baik terhadap tekanan psikologis. Sekali lagi aku ngerasa bahwa kalimat pamungkas "aku sedang berpuasa" sangat manjur untuk mengendalikan emosi dan pikiran dari hal-hal negatif dan buruk.
Aku memaknai kalimat itu bukan hanya senjata saat kita berhadapan dengan orang lain. Tapi juga senjata kepada diri sendiri. Dalam diri kita, selain ada akal, juga ada hawa nafsu yang perlu ditaklukkan. Misalnya saat kesal kita bisa langsung katakan "aku sedang berpuasa", atau saat kita sedang ingin ini ingin itu yang sudah di luar batas kewajaran menurut saya juga bisa membatasi dengan perisai "aku sedang berpuasa" tadi. Ya, berpuasa dari marah-marah, berpuasa dari keinginan berbelanja muluk-muluk, berpuasa dari keinginan ngegosip, dll. Bagaimana dengan kamu?
Perlu dicontoh ni tips dari Ihan, kalo aku puasa ngejalanin kegiatan seperti biasa, tidur, shalat nonton, jualan, hura2, #eh? haha. tapi tahun ini karena lagi ngembangin produk baru, jadi lebih sering mencari inspirasi baru dan membuat workshop, lumayan, puasa lancar, ibadah pasti, income dapat, alhamdulillah
BalasHapushahahahh hijrah enak, kami apalahhhh :-D btw pengen ikut workshop buat kokuru tu lah, tapi ngga bisa hiksss :-(
BalasHapusBanyak hal positif yang lebih kita rasakan kalau lagi puasa ya... :)
BalasHapusBetul sist Khaira Hisan, soalnya kalau mau ngapai-ngapain pasti mikir dulu, kalau buat ini puasanya batal nggak ya, kalau ini mengurangi pahalanya nggak ya, jadinya bikin kita lebih waspada :-)
Hapus