TADI
sore sembari menunggu magrib aku sempatkan membaca kumpulan cerpen pilihan
Kompas. Dari beberapa belas judul, setelah kubolak-balik aku berhenti pada satu
judul yang menurutku cukup menarik, Bunga Kopi. Namun setelah membaca
keseluruhan isinya, cerpen itu tidak
seperti yang kubayangkan. Tapi tetap ada yang menarik, beberapa kalimat
menceritakan tentang harumnya bunga kopi yang menyemerbak.
Buah kopi masak @bumn.go.id |
Aku
jadi ingat obrolan beberapa bulan lalu dengan bang Joe dan bang Sada, bang Joe
ini budayawan kelahiran Samalanga namun besar di Gayo. Ia sendiri lebih suka
disebut sebagai orang Gayo, dan sangat aktiv mengangkat isu-isu Gayo, terutama
di bidang budaya. Sedangkan bang Sada waktu itu masih bekerja di sebuah kafe
sebagai peracik kopi. Pemahamannya tentang kopi tentu saja patut diacungi
jempol. Itung-itung sebagai riset, mengobrol dengan bang Joe dan bang Sada
sangat menyenangkan.
Bicarain
kopi dengan mereka seperti ngga ada habis-habisnya. Ceritanya detil dan bikin
aku berkali-kali oo... gitu ya, oo... gitu yaa.... wow...kerennn!! Kemaruk ya J Dulu waktu masih SD pernah sempet punya
kebun kopi, ceritanya waktu itu ayahku baru beli kebun. Isinya macam-macam, ada
pohon kopi, lamtoro yang berfungsi sebagai pohon pelindung dan pisang. Ada juga
beberapa jenis pohon lainnya. Nah sebelum pohon kopi itu ditebang, aku dan ibu
sempet manen buahnya. Sambil mendengar saluran FM di radio, aku dan ibu memetik
kopi. Sesekali aku juga memakan buah kopi, selaputnya manis, enak kalau diemut.
Aku punya trik sendiri waktu itu, buah kopi yang kumakan kupilih yang berwarna
hitam tua dan tunggal, rasanya lebih manis dan nggak langu. Satu lagi yang
kusuka dari kopi adalah bunganya, wangi. Dulu waktu kecil kami suka merangkai
bunganya. Entah dibikin kalung atau gelang.
Bunga kopi. Sumber foto @titisharyani |
Ngomong-ngomong
soal kopi, kopi Aceh memang terkenal. Terutama kopi yang tumbuh di dataran
tinggi Gayo. Kopi jenis Arabica tersebut termasuk yang terbaik di dunia dan
sangat laku di Amerika. Di kedai kopi Starbuck yang dijual juga kopi Arabica
dari Gayo. Kopi-kopi itu juga mempunyai gradenya sendiri, ada specialty, long
berry, pie berry, dll. Soal jenis-jenis kopi ini aku mengetahui setelah
mengobrol banyak dengan pengusaha kopi dari Takengon. Dari dia juga aku jadi
tahu kalau kopi itu aromanya macam-macam, ada aroma rumput, peanut/kacang,
tanah, bunga, dan beberapa lainnya. Aroma-aroma ini rupanya dipengaruhi oleh
jenis biji kopi dan tingkat pengendapannya. Aku juga baru tahu kalau kopi
saring yang dijual di warung-warung kopi di Banda Aceh adalah jenis robusta.
Saking
spesialnya kopi Aceh, banyak teman-teman di luar Aceh yang suka minta
dikirimkan kopi dari sini. Bahkan ada yang iseng minta dikirimkan kopi campur
ganja, di Gayo Lues tepatnya di Pining kopi campur ganja ini memang ada.
Namanya kopi dangdut. Soal kopi dangdut ini bukan cerita belaka, mantan istri
Gubernur Aceh Bu Darwati A Gani pernah meminumnya waktu berkunjung ke sana. Aku
sendiri? Belum pernah, dan sangat penasaran gimana rasanya.
Maka
begitu ada Festival Kopi yang digagas oleh Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Banda Aceh, aku pribadi sangat senang sekali. Ajang ini bukan cuma jadi ajang
untuk promosi potensi kopi Aceh. Tapi juga kesempatan buat belajar lebih banyak
mengenai seluk beluk kopi. Jadi ingat waktu Festival Kopi yang pertama kali,
akhir tahun 2011 lalu. Waktu itu sempat beli beberapa kotak kopi, kebetulan pas
mau keluar kota, sekalian buat oleh-oleh. Setelah keliling-keliling stan
akhirnya nyangkutlah di salah satu stan. Kubeli beberapa bungkus kopi merk Kopi
Sultan. Kemasannya menarik dan ekslusif yang ditulis dalam alfabeth mirip
tulisan India. Acha acha kopiheee... hahahah
Kerenkan? sumber foto @kopiaceh |
Saat
ke luar kota kopi-kopi itu kuberikan sebagai oleh-oleh kepada beberapa teman
yang kukunjungi. Mereka bilang rasanya enak, aromanya kuat. Ada juga yang minta
dikirimkan lagi, merknya harus yang sama. Kubilang kali ini ngga gratis lho
heheheheheh. Kopi Sulthan memang spesial soalnya yang dijual jenis premium.
Kualitasnya benar-benar terjamin. Biji kopinya berasal dari dataran tinggi
Gayo. Meski harganya agak lumayan, tapi kualitas selalu berbanding dengan harga
bukan?
Minum
kopi ini juga ada triknya sendiri, waktu diseduh jangan diaduk tapi biarkan
sampai bubuk kopinya mengendap sendiri. Dengan cara ini kita jadi tahu kopi itu
asli atau tidak. Kalau bubuk kopinya campuran, entah dengan jagung misalnya,
campurannya jadi ngambang. Selamat menikmati!
Itu diprosesnya bisa dengan mesin kopi kan ya gan? Apa dari setiap kopi itu mesinnya harus beda-beda? :o
BalasHapus