walau pagi seringkali hanya disambut percikan
air
dan ikanikan yang berenang di kolam berlumut
juga rumputrumput yang semakin tumbuh subur
di perdu pohon mangga
di perdu pohon kelengkeng
di sekeliling pohon semangka yang tumbuh
tanpa sengaja
di secangkir kopi kita kerap memandangi
citacita
di koran-koran lusuh yang diterbangkan angin
di obrolan yang lebih banyak diwarnai diam
lalu kita beranjak
di tempat ini exhaust-fan masih berputar sempurna
ac-ac masih bekerja tanpa cela
tandatanda kehidupan masih ada
sebab penghuninya masih bisa merasakan gerah
bukan karena sengatan mentari yang tampak
garang
saat menerobos dan memantul lewat jendela
kaca
bukan juga karena kancing baju yang
direkatkan terlampau ke atas
tapi saat catatancatatan tentang hutang yang
katanya sudah seleher itu
seolah terburaiburai di lantai berkeramik
tiap kali pandangan bertumbuk ke bawah
lalu apa, tak ada, kita masih punya harapan
kok
kita masih berpuisi
masih pandai mengiaskan narasi
kita ini memang sedang ditempa menjadi intan
~Menjelang midnite 2 Desember 2013
Keren puisinya (y)
BalasHapustrims Taza :-)
Hapusbiarkan waktu bicara ,,,
BalasHapus#bukanjudulsinetron
menunggu waktu punya lidah? :-D
Hapusitu ruang sekret BEM ?
BalasHapus