Plagiat sedang "naik daun" agaknya, sejak pertengahan Februari lalu sampai hari ini kata plagiat sering sekali saya dengar. Berawal dari kasus Anggito Abimanyu yang salah satu artikelnya di Kompas diduga memplagiat tulisan orang lain. Berlanjut pada salah satu cerpen pemenang lomba Perhutani yang sempat menjadi polemik di dunia maya. Karena terbukti plagiat cerpen bersetting hutan Kalimantan itu akhirnya dibatalkan oleh dewan juri.
Pagi tadi begitu membuka situs berita tersiar kabar kalau sinetron terbaru di RCTI yang berjudul "Kau yang Berasal dari Bintang", diduga menjiplak drama Korea berjudul "Man from the Star". Beberapa teman juga ada yang men-share di Facebook. Walau tak seheboh polemik lomba cerpen Perhutani, tapi seru juga mengikuti komen-komen di Facebook. Apalagi di berita ditulis kalau stasiun tv Korea Selatan, SBS berencana untuk menggugat RCTI. Hm, berarti ceritanya bakal panjang :-)
Saya tidak pernah menonton Man from the Star yang dibintangi Kim Soo-hyun dan Jun Ji-hyun itu, begitu juga Kau yang Berasal dari Bintang yang diperankan Nikita Willy dan Morgan eks personel Smash, yang tayang perdana beberapa malam lalu. Namun sejak iklan sinetron ini ditayangkan beberapa minggu sebelumnya sudah bikin senyum-senyum. Sudah terbayang kekonyolan-kekonyolan sebagaimana lazimnya di sinetron Indonesia.
Di SCTV ada sinetron berjudul Ganteng-Ganteng Serigala yang diperankan Ricky Harun. Saya baru dua kali melihat sinetron ini, tapi sejak pertama kali sudah langsung tercium aroma Twilight yang terkenal itu. Kalau diingat-ingat, sebenarnya bukan cuma kali ini saja sih, seingat saya film India yang berjudul Koi Mil Gaya (Hritik Roshan) juga pernah dibuat jadi FTV Indonesia. Mungkin rakans punya list lebih banyak lagi heheheh.
Oke, kalau semua plagiat, lalu yang asli Indonesia yang mana? Ada kok, tayang juga di RCTI judulnya Tukang Bubur Naik Haji dan Pashmina Aisha.
Dari sekian banyak film yang saya tonton, baik yang Korea, India atau Barat belum ada yang alur ceritanya mirip-mirip TBNH :-D Film ini ceritanya sangat sederhana, tentang Sulam (Mat Solar) yang bekerja sebagai penjual bubur lalu bisa naik haji karena menang undian berhadiah di bank.
Sedangkan Pashmina Aisha menceritakan tentang perjuangan sepasang orang kembar (Aura Kasih) dalam melakoni hidup mereka yang penuh aral melintang dan onak duri. Sinetron ini termasuk sering saya tonton karena banyak hal-hal lucu dan menggelikan dan lumayan untuk mengendurkan syaraf-syaraf setelah seharian bekerja. Hanya untuk itu!
Tidak plagiat memang, tapi sinetron ini seperti kebanyakan sinetron-sinetron Indonesia yang lain, penuh dengan akal bulus, hal-hal yang tidak masuk akal, takut miskin, dan menghalalkan segala cara untuk mendapatkan sesuatu, termasuk soal cinta. Adegannya tak jauh-jauh dari masuk rumah sakit, dikeprok sedikit pingsan, jatuh sedikit kemudian amnesia, dll lah.
Belum lagi kalau si tokoh A ada di suatu tempat, eh tiba-tiba si B sudah nongol di sana, menyusul si C, lalu si D sampai si E. Bukankah ini sangat lucu dan bikin kita terpingkal-pingkal? Yakin deh, kalau menonton sinetron ini tidak pakai serius hormon endorfin yang bisa memicu rasa bahagia akan banyak diproduksi tubuh.
Trus, semua hal mesti diucapkan secara verbal misal "Dengan obat ini dia pasti akan cepat koid," lha, mau bikin mampus orang kenapa mesti pake bicara sendiri sih? Nah yang model-model gini menjadi ciri khas sinetron Indonesia, ngga ada di film barat atau film India hahahaha.
Dengan segala kekonyolan ini wajar kalau sinetron ini dipetisi di change.org.[]
Plagiat mmg gk tapi aroma kekerasan dn tidak mendidik malah bergerilya Ihan :(
BalasHapusBai, itulah yang ingin aku tonjolkan di tulisan ini, bahwa tidak ada sinetron Indonesia yang mendidik, seperti yang bai bilang, tidak plagiat tapi menyesatkan, dan inilah ciri sinetron indonesia kan?
BalasHapussinetron anak-anak manusia di RCTI jg seruu
BalasHapusaku kalau jam tayangnya tidak di atas pukul sembilan malam ngga pernah nonton tv :-), tapi intinya kalau sinetron Indonesia ngga ada yang berkualitas
HapusIya. Paham aku maksud Ihan. Wlupun ad bbrpa sinetron di awal2 bagus tp saat 100 ep lebih malah ngawur. Blm lgi tokoh yg bnyk, saling berdialog dgn kata kasar. Seakan watak org indonesia itu spt di sinetron itu; kasar, penakut, lemah dll.
BalasHapuslagi pula kalau episodenya sudah terlalu banyak mana bisa kreatif lagi sih, iya kan? dan jadi bertele-tele, kayak tersanjung jaman dulu, ingat Bai?
BalasHapusSinetron Indonesia masih anak-anak kak, belum dewasa dia.
BalasHapusOrang kecelakaan trus amnesia, trus ingat lagi, amnesia lagi-_-
hahaha betul Ade, gila, waras, gila lagi, waras lagi,
Hapushan, tambah satu lagi yang asli Indonesia han; Cinta Fitri. Aku yang ini agak ngikutin sih, wkwkwk
BalasHapushahahah itu Cinta Fitri juga jadi favorit nenekku gegara aktornya awak Pidie :-D
Hapussetuju banget, kualitas sinetron Indonesia mesti ditingkatkan. Baca juga dong blogku molzania.com jgn lupa tinggalin komentar ya terutama masalah plagiarisme KYBDB ini http://www.molzania.com/2014/05/real-plagiarism-case-in-new-indonesian.html
BalasHapustrims sudah berkunjung Molzania, aku juga sudah berkunjung ke blogmu, keren ya :-)
Hapusending yang seruu dari kak Ihan, saya nggak tau gimana sinteronnya tapi saya tau dia dipetisi di change.org. terus saya kira kakak mau dukung ini sinetron (hehehe)
BalasHapushahahahaha, kecele ya Azhar
HapusJadi .. nonton lawakan nih ceritanya :D
BalasHapusEalaaah baru nyadar, ini salah satu inong Aceh yang saya kenal. Sy lupa memasukkan nama Ihan di tulisan ttg penulis perempuan Aceh itu ... duh maaf ya. Sudah tidak bisa diubah pula karena sudah masuk penjurian.
Jadi pelupa begini karena banyaknya penulis Aceh (perempuan) yang jadi teman saya di facebook (keren2 deh, teman2 dari Aceh). Jangan2 ada yang kelewat lagi. Jangan2 pernah baca tulisan saya yg ikut lomba pariwisata Banda Aceh itu? Maaf ya ....
GGS seru kok bro'
BalasHapus==>buat orang kampungan :V