Belum lama ini saya berkesempatan berkeliling Banda Aceh. Ibu Kota Provinsi Aceh ini hanya seluas 61,36 km² yang terbagi menjadi sembilan kecamatan. Tak memerlukan banyak waktu untuk mengunjungi sejumlah tempat menarik di sini.
Banda Aceh baru saja merayakan ulang tahunnya yang ke-809. Mendengar jumlah usia kota ini saja sudah membuat saya terkagum-kagum. Di usianya yang sudah lebih dari delapan abad ini, entah sudah berapa peradaban terbangun di atasnya. Karena itulah Banda Aceh ditabalkan sebagai salah satu Kota Tua dan Kota Pusaka di Indonesia.
Wisata Religi
Islam dan Aceh pasangan yang serasi. Sejak belasan tahun lalu provinsi di ujung barat Indonesia ini resmi memberlakukan perda syariah. Banda Aceh sendiri kian gencar mempromosikan sektor ‘wisata religi’ dengan berbagai destinasi menarik yang dimilikinya.
Para pelancong tak perlu khawatir, karena perda tersebut hanya berlaku bagi warga lokal. Karenanya jangan lewatkan kesempatan berwisata religi ke beberapa destinasi khusus. Landmark Aceh Masjid Raya Baiturrahman, yang berdiri megah di jantung kota merupakan tujuan utama pelancong. Inilah masjid kebanggaan orang Aceh, selain megah arsitektur masjid ini unik dengan gaya Mughal yang khas.
Saat pertama kali melihatnya saya langsung teringat pada Tajmahal di India. Masjid ini masuk dalam daftar 100 masjid menakjubkan di dunia versi Huffington Post. Sementara Yahoo pernah menempatkannya dalam 10 masjid terindah di dunia.
Nuansa Eropa muncul dalam corak ukiran dan material masjid yang mewarisi gaya Mooris di Alhambra dan Masjid Cordoba. Inilah masjid bergaya elektik yang mengadopsi arsitektur Mughal dan kolonial yang menjadi andalan wisata syariah Aceh.