~Jika hati berdegub kencang di malam selarut ini, percayalah, kita sedang saling merindui. Sudah kukatakan, rindu sebenar-benar rindu adalah rindu yang tak terucap~
Setelah berpantang sekian lama, akhirnya aku takluk.
Kopi dalam cangkir itu adalah kamu yang menjelma dalam wujud yang lain. Padamu aku selalu takluk bukan?
Secangkir kopi dan sepotong senja sore kemarin mencapai klimaksnya malam ini. Saat angin dan hujan saling berkolaborasi memainkan harmoni. Lagi-lagi kau hadir dalam sekerat rintik hujan. Berdentang-denting mengirimkan suara ke gendang telingaku. Kenangan demi kenangan berloncatan dari alam ingat.
Dan, selain kopi, hanya kau yang bisa membuatku menjadi insomnia bukan?
Inilah jawaban dari kemarau berbulan-bulan, seperti perantau yang menemui jalan untuk pulang. Maka rindu berebut ingin berunjuk rasa. Protes!
Kukatakan pada rindu, karena ia telah membuatku dewasa, maka rinduilah dia dengan cara yang tak biasa.[]
Baper sebaper-bapernya, :D
BalasHapushahahahha Dek, Isni....
HapusHmmm...
BalasHapusKukatakan pada rindu, karena ia telah membuatku dewasa, maka rinduilah dia dengan cara yang tak biasa.
BalasHapussalam kenal ^^
Salam kenal kembali Mbak Ningrum.
HapusAmpun,,
BalasHapusKata katanya
Baper
😛
hahahahha selamat bersenang-senang.... ;-)
Hapus